Membandingkan diri sendiri dengan orang lain bukanlah hal yang baik ketika orang lain menjadi tolak ukur kualitas hidup kamu. Kebiasaan ini dapat memicu perasaan iri yang dapat menurunkan rasa percaya diri, menghambat potensi diri, dan menimbulkan perasaan tidak berharga atau menyalahkan diri sendiri.
Membandingkan diri dengan orang lain adalah kebiasaan yang sangat sulit dihentikan, apalagi dengan kondisi kehidupan saat ini yang selalu menuntut kesempurnaan. Ketika mengukur pencapaian dan keberhasilan, kita bisa terus menaikkan targetnya. Membandingkan diri sendiri dengan orang lain adalah hal yang wajar, bahkan jika akhirnya kita merasa iri. Tetapi, jangan sampai Anda terfokus pada hal yang keliru dengan lebih memperhatikan kekurangan ketimbang kebaikan Anda. Hal ini bisa membuat Anda semakin putus asa dan sulit mengembangkan berbagai aspek kehidupan Anda sendiri.
Selain itu, kebiasaan membandingkan diri sendiri dengan orang lain cenderung membuat Anda kurang menghargai, bahkan sulit menerima diri sendiri. Hentikan kebiasaan ini dengan memahami cara Anda memandang diri sendiri, membuat rencana untuk membangun kepercayaan diri, dan mengubah perilaku agar bisa memperbaiki persepsi tentang diri sendiri.
Sifat membandingkan ini tidak pernah benar-benar hilang di benak seseorang hingga ia tumbuh dewasa. Saat dewasa, kita mengenal istilah FOMO atau fear of missing out alias merasa takut ketinggalan tren tentang segala hal yang sedang terjadi. Belum lagi masalah penampilan, status sosial, materi, bahkan hubungan yang selalu mengikuti standar orang lain.
Namun sebaiknya, jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Faktanya, ini sering dilakukan sepanjang waktu. Baik membandingkan umur, pengetahuan, ataupun keahlian orang lain. Dalam kadar yang normal, membandingkan diri dengan orang lain sebenarnya dapat memotivasi untuk menjadi lebih baik. Bagi yang tak dapat mengontrolnya, ini bisa menimbulkan rasa iri, tidak percaya diri, frustasi, bahkan gangguan kesehatan mental.
Apalagi jika dialami oleh anak-anak, ini bisa merusak mentalnya sejak dini. Bahkan, mengurangi keinginan untuk bergerak maju. Perbandingan-perbandingan ini dapat membuat stres karena kita merasa diri semakin banyak kekurangan ketika dibandingkan dengan yang lebih tinggi. Kita juga akan terlihat sombong atau kompetitif ketika membuat perbandingan ke bawah. Kedua hal ini tentunya sama-sama membuat stres.
[nv]