Lisanmu, Gambaran Sekaratmu

Lisanmu, Gambaran Sekaratmu


Ibnu Jauzi rahimahullah berkata :


فمن حفظ لسانه لأجل الله تعالى في الدنيا أطلق الله لسانه بشه‍ادة عند الموت ولقاء الله تعالى ومن سرّم لسانه في أعراض المسلمين واتّبع عور الته‍م، أمسك الله لسانه عن الشه‍ادة عند الموت


“Barangsiapa yang menjaga lisannya di dunia karena Allah Ta’ala, maka Allah akan memberikannya kemampuan untuk mengucapkan syahadat ketika ia wafat dan bertemu dengan-Nya Dan barangsiapa yang membiarkan lisannya mencela kehormatan kaum muslimin dan juga mengikuti aib-aib mereka, maka Allah akan menahan lisannya dari mengucapkan syahadat ketika ia wafat”


Kitab Bahrud Dumu’ hal. 124.

Al-Imam Al-Hakim rahimahullahu meriwayatkan dalam Mustadrak-nya dari 'Ubadah bin Ash-Shamit radhiyallhu 'anhu bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam di sela-sela dan berkata:


“ Diamlah kecuali dari kata-kata yang baik .” Mu'adz bertanya kepada Rasulullah, “Apakah kita akan disiksa disebabkan apa yang diucapkan oleh lisan-lisan kita?” Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memukul paha Mu'adz, kemudian meninggal, “ Wahai Mu'adz, ibumu kehilangan kamu 3”, atau dia berpikir kepada Mu'adz apa yang Allah kehendaki dari keputusan. “ Manusia tidak ditelungkupkan di atas hidung mereka ke dalam jahannam bukan disebabkan lain karena apa yang diucapkan oleh lisan-lisan mereka? Karenanya, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berkata baik atau ia diam dari berkata yang jelek . 


Ucapkanlah kebaikan niscaya kalian akan memetik kebaikan dan diamlah dari berkata yang jelek niscaya kalian akan selamat. 


(Dishahihkan Asy-Syaikh Muqbil rahimahullahu dalam Ash-Shahihul Musnad , 1/460).


Mari kita jaga lisan dan tulisan kita agar kita diberikan kemudahan dan bersyahadat ketika wafat.


Semoga kita yang masih hidup dapat selalu dikaruniai hidayah-Nya, berada dalam jalan yang benar, selalu istiqomah dalam keimanan, dan termasuk umat yang dimudahkan-Nya, selama hidup di dunia, di akhir hidup, ketika sakaratul maut, di alam barzakh, di Padang Mahsyar, di jembatan jembatan Sirath-al mustaqim, dan seterusnya, amiin.