Belakangan ini self love menjadi topik hangat yang dibahas anak muda. Perihal mencintai diri sendiri, kini dinamakan dengan self love yang rupanya berkaitan dengan kesehatan mental. Bagi sebagian orang, terkadang mereka belum menyadari betapa pentingnya mencintai dirinya sendiri yang merupakan salah satu aspek proses pendewasaan diri. Sebab, self love adalah akar dari pembentukan karakter seseorang. Semakin kuat pendirian, maka ketika terguncang 'badai' masalah tak akan mudah goyah. Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk memahami dan menerapkan self-love dengan baik. Seseorang yang mencintai diri mereka sendiri memang mementingkan bahkan memprioritaskan diri mereka sendiri lebih dari apapun, tapi bukan berarti mereka egois. Namun mereka tahu batasan saat bertindak maupun berkomunikasi yang sehat untuk diri sendiri tanpa menyakiti orang lain.
Self love (mencintai diri sendiri) adalah perasaan di mana kita merasa percaya dan bangga atas kemampuan diri kita sendiri tanpa mementingkan pendapat orang lain dengan melibatkan aspek menyadari diri sendiri, menghargai diri sendiri, percaya diri, dan peduli pada diri sendiri. Self love memiliki makna dengan mencintai diri sendiri bukan berarti memenuhi diri dengan segala keinginan, melainkan juga toleransi terhadap orang lain. Self love mengharuskan seseorang untuk memperlakukan dan menerima diri sendiri dengan baik dan apa adanya. Selain itu merupakan aspek penting dari kesehatan mental. Saat Self love diterapkan, seseorang akan merasa lebih mudah untuk berpikir positif termasuk saat marah, kecewa, atau sedih, karena hal tersebut adalah bentuk dari penerimaan diri. Penting untuk mulai memahami bahwa diri kita terlalu berharga untuk terus tenggelam dalam suatu masalah. Tujuannya adalah untuk menjaga mental agar tetap berada dalam kondisi yang sehat sehingga mampu berperilaku adaptif di dalam lingkungan.
Self love adalah pemahaman yang harus diajarkan pada setiap remaja jika masing-masing orang memiliki nilai dan tujuan sendiri. Pemahaman ini sangat penting untuk diajarkan pada remaja karena pada umurnya, dirinya akan terus mencoba sesuatu yang baru dan telah menetapkan tujuan atau ambisi terkait suatu hal. Remaja juga memiliki harga diri yang baik untuk mempertahankan keyakinannya dan tidak mudah terpengaruh orang lain. Masa tersebut membawa peluang untuk tumbuh dalam perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional. Ketika memasuki masa remaja, munculnya kebutuhan pribadi dalam diri dengan tujuan agar remaja merasakan kebahagiaan, kesuksesan, penerimaan di masyarakat, dan kesiapan untuk memasuki tahap perkembangan selanjutnya. Secara psikologis masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana remaja tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama (Hurlock, 1999).
Menerapkan Self Love juga memiliki banyak manfaat bagi diri kita, misalnya mendapat kepuasan hidup, menjalani gaya hidup yang sehat, belajar menghadapi kesulitan, bersedia untuk mencoba hal-hal baru. Self love merupakan tindakan yang diperlukan untuk menuju kearah kesehatan mental pribadi yang tidak dapat disamakan dengan suatu tindakan atau perilaku yang egois, yang hanya mementingkan diri sendiri. Ketika individu sedang berada dalam kondisi mental yang lemah akibat menghadapi permasalahan yang bertubi-tubi, individu perlu berhenti sejenak dengan ‘menanggalkan’ masalahnya dan mulai memberikan apresiasi terhadap diri sendiri, serta mulai menanamkan pada pikiran bahwa diri kita berharga (Fromm, 1983). Secara holistik, self love adalah sesuatu yang penting dilakukan untuk menjaga kesehatan fisik, mental, bahkan aspek spiritual individu. Menerapkan self love menunjukkan bahwa individu menghargai diri sendiri sebagai seseorang yang berharga dan layak dicintai.
#selflove #mandiri #kuat #apresiasidirisendiri #mental #berharga #layakdicintai #mencintaidirisendiri #novmi #kesehatan #artikel #tegas #mabifoundation #kalibaru #cilincing #jakartautara